Kamis, 27 November 2014

BIMBINGAN ANTISIPASI DAN TOILET TRAINING


ANTICIPATORI GUIDANCE DAN TOILET TRAINING
A.       Anticipatory Guidance
Anticipatory guidance adalah petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal.Upaya bimbingan ini diberikan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak
PETUNJUK ANTISIPASI PADA MASA BAYI
Bimbingan pada orang tua pada tahun pertama kehidupan dibagi menjadi dua yaitu
1.      ENAM BULAN PERTAMA
a.       memahami proses penyesuaian antara artu dan bayi t.u ibu yang membutuhkan bimbingan setelah melahirkan.
b.      Membantu orang tua memahami bayi sebagai individu  yang mempunyai kebutuhan dan bagaimana bayi mengekspresikan keinginannya melalui tangisan
c.       Menentramkan orang tua bahwa bayi tidak akan manja dengan adanya perhatian yang penuh selama 4-6 bulan pertama.
d.      Menganjurkan ortu untuk membuat jadual kebutuhan bayi.
e.       Membantu ortu untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulasi lingkungan.
f.        Menyokong kesenangan ortu dalam melihat tumbuh kembang bayinya misalkan dengan tertawa, dengan bersahabat mengamati respon sosial anak.
g.       Menyiapkanortu untuk memenuhi kebutuhan  rasa aman dan kesehatan bagi bayi misalnya pemberian imunisasi.
h.       Mengenalkan dan memberi makanan padat.

2.      ENAM BULAN KEDUA
a.       Menyiapkan ortu akan ketakutan bayi terhadap stranger anxiety.
b.      Hindarkan perpisahan yang terlalu lama.
c.       Bimbing orang tua untuk meningkatkan perhatian karena peningkatan mobilitas bayi dan ajarka disiplin sejak bayi.
d.      Menggunakan pendekatan dengan  kontak mata atau peringatan, jika tak berhasil dengan peringatan fisik dan dorong untuk bertingkah laku positif.
e.       Berikan lebih banyak perhatian ketika bayi berkelakuan baik daripada  ketika ia menangis
f.        Ajarkan memgenai pencegahan kecelakanan pada bayi karena ketrampilan motorik  dan keingintahuannya mengetahui sesuatu sangat tinggi
g.       Rencanakan saat penyapihan
h.       Eksplorasi perasaan orang tua disaat menjelang tidur bayi

3.      MASA TODDLER
  1. Usia 12-18 bulan
1)             Menyiapkan ortu untuk mengharapkan perubahan tingkah laku  toddler khususnya negativisme dan ritualisme.
2)             Mengkaji kebiasaan makan dan menyapih botol dan meningkatkan intake makanan padat.
3)             Mengakaji pola tidur malam hari ,kebiasaan dengan botol ditangan saat tidur,yang dapat meningkatkan caries gigi dan penundaan Tingkah Laku menolak jam jam tidur.
4)             Menekankan pentingnya hubungan orang tua dan anak pada perpisahan singkat.
5)             Mendiskusikan permainan baru yang menganggu perkembangan motorikhalus, motorik kasar,bahasa,kognitif dan ketrampilan social.
6)             Menekankan kebutuhan perawatan gigi,tipe kebersihan gigi dasar dirumah,kebiasaan makanan yang merupakan faktor predisposisi terjadinya caries,menekankan pentingnya suplemen florida.
  1. Usia 18-24 bulan 
1)             Menekankan pentingnya persahabatan dengan teman sebaya dalam permainan.
2)             Memerlukan persiapan tambahan sibling:menekankan pentingnya persiapan anak terhadap pengalaman baru.
3)             Mendiskusikan adanya meode disiplin,efektifitas dan perasaan orang tua tentang negativisme anak,menekankan  bahwa negativisme ialah aspek penting dari perkembangan aserting diri dan independen dan bukan tanda suatu kemanjaan
4)             Diskusikan tanda-tanda kekurang siapan toilet training,menekankan  pentingnya menunggu terhadap  kesiapan  fisik  dan psikologis
5)             Diskusikan perkembangan terhhadap takut pada  gelap atau suara gaduh dan kebiasaan seperti menghisap jari tangan,menekankan normalnya perubahan T-L
6)             Menyiapkan orang tua terhadap tanda - tanda regresi dari stress
C.     Usia 24-35 bulan
1)             Mendiskusikan pentingnya imitasi dan cara meniru  “perilaku domestik” shg perlu memasukkan anak dalam aktifitas
2)             Menekankan keunikan todler melalui penggunaan bahasa,pengertian yang kurang terhadap waktu dan ketidakmampuan melihat kejadian dr perspektif lain
3)             Menekankan disiplin dan penjelasan yang mengarah pada injury, bingung dan misunderstanding
4. PRA SEKOLAH
A.     Usia 3 tahun
1)      Menyiapkan ortu untuk meningkatkan minat anak dlm persahabatan yang lebih luas
2)      Mendorong untuk masuk TK (Taman Kanak kanak)
3)      Menekankan pentingnya peraturan.
4)      Menyiapkan orang tua untuk mengurangi ketegangagan yang berlebihan.
5)      Mendorong orang tua untuk menawarkan pilihan pada  anak ketika anak terombang-ambing.
6)      Memperingatkan ortu bahwa keseimbangan usia 3 tahun akan berubah menjadi Tingkah laku agresif pada  usia 4 tahun.
7)      Menyiapkan orang tua terhadap ketergantungan pada perhatian mereka seperti ketidaknyamanan emosional anak dan takut kehilangan kasih sayang.
8)      Antisipasi nafsu makan/selera makan dengan  pemilihan makanan.
9)      Menekankan kebutuhan proteksi dan pendidikan pada anak untuk mencegah injury.

B.     Usia 4 tahun
1)        Menyiapkan Tingkah Laku agresif,  aktifitas motorik dan bahasa yang mengejutkan.
2)        Menyiapkan terhadap keingintahuan seksual anak dengan  menjelaskan perbedaan jenis kelamin laki laki dan perempuan.
3)        Menyiapkan ortu terhadap imajinatif tinggi pada usia 4 tahun yang  menuntut kemampuan bercerita.
4)        Menekankan pentingnya peraturan yang nyata pada Tingkah laku  dan pendekatan teknik disiplin.
5)        Menyarankan belajar berenang.
6)        Membangunkln anak dr mimpi yg menakutkan dan yakinkan bahwa itu hanya mimpi.

C.     Usia 5 tahun
1)        Periode tenang.
2)        Meyakinkan anak memasuki lingkungan sekolah.
3)        Meyakinkan imunisasi baru sebelum memasuki sekolah.

5.MASA SEKOLAH
     A. Umur  6 tahun
1)        Diharapkan lebih menyukai makan banyak ( nafsu makan bertambah) dan sering menolak thd suatu makanan yang dia sukai /
2)        Peningkatan kerentanan terhadap penyakit dan terlebih lagi kesakitan padausia sebelumnya.
3)        Ajari cara mencegah kecelakaan dan rasa aman terutama dalam bersepeda.
4)        Sediakan kamar tersendiri bila mungkin.
5)        Ajarkan /dorong anak untuk berinteraksi dengan  teman sebaya.

B. Umur 7-10 ahun
1)        Diharapkan ada  kemajuan dalam kesehatan.
2)        Siapkan untuk meningkatkan aktivitas yang menimbulkan  resiko bahaya.
3)        Diharapkan adanya peningkatan keterlibatan dengan teman sebaya dan peningkatan  minat mengikuti aktivitas diluar rumah.
4)        Berikan kebebasan tapi masih dalam batas yang jelas dan memelihara disiplin /peraturan di masyarakat.
5)        Diharapkan lebih memenuhi permintaan ibu pada usia 8 tahun
6)        Persiapan sebelum masa remaja/menjadi gadis.
7)        Diharapkanmeningkatkan kebanggaan pada ayah diusia 10 tahun dimana peran ayah.segera mendorong aktifitas anak.
D.    Umur 11-12 tahun
1)      Menyiapkan Anak Terhadap Setiap Perubahan Tubuh Pada Masa Pubertas
2)      Berikan Pendidikan Seksual Secara Adekuat Dengan Memberikan Informasi Secara Cermat/Tepat
3)      Dorong Keinginan Anak Untuk Menjadi Dewasa
4)      Mengajari Anak Untuk Mencoba Melakukan Aktivitas Yang Kenmungkinn Menimbulkan Bahaya/Yang Membahayakan.
5)      Anak Dapat Ditingkatkan Jumlah Istirahatnya.

B.       TOILET TRAINING

Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol melakukan buang air kecil dan buang air besar. Beberapa ahli berpendapat toilet training efektif bisa diajarkan pada anak usia mulai dari 18 bulan sampai dengan 3 tahun, karena anak usia 18 bulan memiliki kecakapan bahasa untuk mengerti dan berkomunikasi. Keinginan kuat dari batita adalah menirukan orang tuanya.(Rahmi, 2008).
Toilet training (mengajarkan balita ke toilet) adalah cara balita untuk mengontrol kebiasaan membuang hajatnya di tempat yang semestinya, sehingga tidak sembarang membuang hajatnya.
Pada toilet training selain melatih batita mengontrol buang air kecil dan besar juga dapat bermanfaat dalam pendidikan seks. Sebab saat batita melakukan kegiatan tersebut disitu batita akan mempelajari anatomi tubuhnya sendiri serta fungsinya. Dalam proses toilet training diharapkan terjadi pengaturan impuls atau rangsangan dan instink batita dalam melakukan buang air besar dan air kecil. Dan perlu diketahui bahwa buang air besar merupakan suatu alat pemuasan untuk melepaskan ketegangan dengan latihan ini batita diharapkan dapat melakukan usaha penundaan pemuasan.(Hidayat, 2005).
Beberapa kesiapan, anak perlu dilakukan toilet training adalah ;
A.                Kemampuan Fisik

1.      Kontrol sadar spingter anal dan uretra biasanya pada usia 18-24 bulan
2.      Kemampuan untuk tetap kering selama 2jam ,menurunnya jumlah diapers, bangun dgn tidak ngompol setelah tidur siang.
3.      Perkembangan ketrampilan motorik kasar : duduk, jongkok, berjalan, meloncat dll
4.      Perkembangan ketrampilan motorik halus : mampu membuka celana dan berpakaian.
5.      Pola BAB yang sudah teratur.
B.                Kemampuan kognitif
1.      Menyadari timbulnya BAB/BAK.
2.      Ketrampilan untuk mengkomunikasikan scr verbal dan nonverbal yg menunjukkkan defekasi dan BAK akan terjadi.
3.      Ketrampilan kognitif unuk meniru perilaku yang tepat.
C.                Kemampuan Psikologis
  1. Timbulnya ekspresi untuk menyenangkan orang tua.
  2. Dapat duduk di toilet 5-10’ tanpa rewel atau meninggalkannya.
  3. Ingin tahu tentang kebiasaan toilet pada orang dewasa atau saudaranya.
  4. Tidak sabar dengann diapers yang basah atau kotor dan menginginkan untuk diganti segera.
D.                Persiapan orang tua
  1. Menyadari tingkat kesiapan orang tua
  2. Bersedia meluangkan waktu yang dibutuhkan untuk toilet training
  3. Sedang tidak ada stres/perubahan dlm keluarga spt perceraian,pindah rumah atau adanya sibling baru
Dalam studi di AS rata untuk mencapai toilet training dalah 2,4 tahun  dimana wanita lebih muda (rata 2,25 thn) dari pada laki-laki (2,56 thn)(bloom and other,1993). Bowel training biasanya lebih dahulu dari pada bladder training oleh karena sensasinya lebih kuat,dapat diramalkan dan mendapat perhatian khusus dari anak.Anak anak mempunyai kemampuan yang sempurna dalam mengontrol BAK siang hari padausia 3 tahun dan malam hari pada usia 4-5 tahun.Bila toilet training terlambat masih dianggap normal (Fergusson and Shannon,1986). Keadaan ini biasanya dihubungkan dengan Perilaku regresi anak seperti  adanya sibling, pindah rumah atau perceraian.
Sibling Rivalry
Keluarga mendapat bayi baru  dapat menimbulkan krisis bagi anak toddler. Sebenarnya Toddler tidak membenci atau marah pada bayi, tetapi karena Perubahan merasa ada saingan, perhatian ibu terbagi, kebiasaan rutin menjadi berubah menyebabkan anak bertingkahlaku infantil sehingga memerlukan persiapan toddler untuk menerima kehadiran saudara kandungnya mulai  sejak bayi dalam kandungan.
LANGKAH YANG MENDUKUNG SUKSESNYA TOILET TRAINING
         Observasi waktu tertentu dimana anak merasa akan BAB,tempatkan dia diatas pispot,terutama pada waktu tersebut.
         Berikan pispot yang aman dan terasa nyaman bagi anak
         Jelaskan bahwa Toilet Training tidak hanya untuk ortu dan untuk kakaknya
         Ingatkan agar anak memberi tahu ortu bila ingin buang air
         Dudukkan anak diatas pispot dan ortu duduk atau jongkok dihadapannya sambil mengajak bicara atau cerita. Anjurkan anak untuk bermain dgn mainannya yg dapat mengalihkan tujuan Toilet Training
         Berikan pujian pada anak bila ia berhasil menyelesaikan tugasnya dgn baik. Bila terjadi kesalahan kecil ortu tidak perlu marah. Beri ia kesempatan untuk mencoba lagi dihari berikutnya
         Biasakan anak pergi ke toilet pada jam jam tertentu misalnya pagi hari setiap bangun tidur,siang dan malam hari sebelum tidur
         Berikan anak celana yang mudah dilepas& dikenakan kembali
C.       PENCEGAHAN TERHADAP KECELAKAAN PADA ANAK
Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada anak.
Kepribadian adalah factor pendukung terjadinya kecelakaan.Orang tua bertanggungjawab terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik perilaku yang menimbulkan kecelakaandan  waspada terhadap factor-faktor lingkungan yang mengancam keamanan anak.
Factor-faktor Yang Menyebabkan Kecelakaan.
Jenis kelamin, Biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di rumah.
Usia, Pada kemampuan fisik dan kognitif,  semakin besar usianya  akan semakin tahu mana yang berbahaya.
Lingkungan, Adanya penjaga atau pengasuh yang selalu melindungi anak.
Cara Pencegahan :
a.       Pemahaman tingkat perkembangan dan tingkahlaku anak
b.      Kualitas asuhan meningkat.
c.       Lingkungan aman.
Pencegahan Terhadap Kecelakaan  Sesuai Tumbuh Kembang Anak.

Masa Bayi
Jenis kecelakaan : Aspirasi benda, jatuh, luka baker, keracunan, kurang O2.
Pencegahan :
            a. Aspirasi        : bedak, kancing, permen (hati-hati).
            b. Kurang O2   : plastic, sarung bantal.
            c. Jatuh             : tempat tidur ditutup, pengaman (restraint), tidak pakai kursi tinggi.
            d. Luka bakar   : cek air mandi sebelum dipakai.
            e. Keracunan    : simpan bahan toxic dilemari.
Masa Toddler
1.      Jenis kecelakaan :
a. Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda.
b. Tenggelam.
c. Keracunan atau terbakar.
d. Tertabrak karena lari mengejar bola/balon.
e. Aspirasi dan asfiksia.
a.       Pencegahan    :
a. Awasi jika dekat sumber air.
b. Ajarkan berenang.
c. Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika.
d. Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari.
e. Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.
f. Cek air mandi sebelum dipakai.
g. Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang aman.
h. Jangan biarkan kabel listrik menggantung
à mudah ditarik.
i. Hindari makan ikan yang ada tulang dan makan permen yang keras.
j. Awasi pada saat memanjat, lari, lompat karena sense of balance.
Pra Sekolah
Kecelakaan terjadi karena anak kurang menyadari potensial bahaya : obyek panas, benda tajam, akibat naik sepeda misalnya main di jalan, lari mengambil bola/layangan, menyeberang jalan.
Pencegahan ada 2 cara ;
1.      Mengontrol lingkungan
2.      Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya
3.      Jauhkan korek api dari jangkauan.
4.      Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat membahayakan anak.
5.      Mendidik anak :cara menyeberang jalan, arti rambu-rambu lalulintas, cara mengendarai sepeda yang aman sehingga perlu  peran orang tua = perlu belajar mengontrol lingkungan.

Usia Sekolah
1.      Anak sudah berpikir sebelum bertindak.
2.      Aktif dalam kegiatan : mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang.
3.      Perawat mengajarkan keamanan :
a.       Aturan lalu-lintas bagi pengendara sepeda.
b.       Aturan yang aman dalam berenang
4.      Mengawasi pada saat anak menggunakan alat berbahaya : gergaji, alat listrik.
5.      Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yang bisa meledak/terbakar.

Remaja

1.      Penggunaan kendaraan bermotor bila jatuh dapat mengakibatkan : fraktur, luka pada kepala.
2.      Kecelakaan karena olah raga.
3.      Perlu petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor sebelumnya ada negosiasi antara orang tua dengan remaja.
4.      Menggunakan alat pengaman yang sesuai.
5.      Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan aktivitas

1 komentar: